Pernah nggak kalian mikir kenapa kalo merk gede macam Adidas gitu selalu heboh pembeli tiap kali ada sale?
Atau ketika kau merasa keren dan pede pas pake tas Jansport?
Aku nggak bisa nyangkal kalo masyarakat Indonesia memang sudah memilki budaya konsumerisme yang sangat kental.Sekental cintaku padanya. #apaini #apaahh
Menurutku pribadi, kebiasaan ini memang wajar. Aku mewajarkan. Karena sedikit banyak, saya juga terseret. Aku paham betul harapan orang-orang buat selalu tampil kekinian dan nggak terlihat berbeda alasannya ketinggalan.
Karena saya seorang beuty blogger, saya merasa jikalau saya banyak menghabisakn uang di makeup dan skincare. Kadang memang tuntutan, kadang juga alasannya lapar mata aja alias saya sudah terjerat dalam dosa-dosa konsumerisme.
Akhir-akhir ini saya sadar jikalau hal ini nggak baik. Akhirnya saya mencoba untuk menahan nafsu belanjaku, dan jadinya berhasil. Aku jadi nggak praktis terpengaruhi sana-sini. Uang yang saya punya bisa saya alokasikan ke kawasan yang lebih membutuhkan misalnya... makanan. wkwkwkw.
Kebetulan banget, kemarin saya mnegikuti kuliah umum dari Presiden Direktur BCA di Institut Teknologi Bandung. Kuliah ini merupakan bukti konkret kepedulian BCA terhadap Indonesia terutama mahasiswa Indonesia. Kuliah ini diberikan kepada 400 mahasiswa ITB dengan tema "Tren Perbankan ke depan dan Kesiapan SDM Indonesia"
Kuliah Umum yang dibuka oleh Rektor ITB Kadarsah Suryadi ini menghadirkan Presiden Direktur BCA Bapak Jahja Setiaatmadja sebagai pembicara. Turut hadir dalam program ini, General Manager Corporate Social Responsibility BCA Inge Setiawati dan Kepala Kantor Wilayar I BCA Allan Sriwulandari. Paa kesempatan tersebut, BCA juga menyerahkan secara simbolis kontribusi beasiswa Bakti BCA tahun pedoman 2016-2017 kepada mahasiswa ITB Senilai Rp300juta.
Sayangnya, saya telat tiba ke acaranya._.
Saat saya datang, kuliah umum sudah dimulai. Makara saya hanya nyimak dari bab tengah hingga akhir. Aku akan sampaikan beberapa yang saya tangkap dari kuliah umum tersebut. Beberapa foto saya comot dari blog Rinda. Arigatou Gozaimashu Rinda
Acara dibuka dengan pembacaan nota kesepahaman bersama, dilanjutkan dengan sambutan Rektor ITB Bapak Kadarsah Suryadi. Setelah sambutan, program dilanjut dengan kuliah umum dari Bapak Jahja Setiaatmadja selaku Presiden Direktur BCA.
Banyak yang saya pelajari dari kuliah umum Bapak Jahja. Terutama mengenai hidup dan usaha. Bapak Jahja menceritakan pengalaman hidupnya yang menurutku sangat menarik. Bapak Jahja bukan berasal dari keluarga yang bisa pada ketika itu. Beliau harus banyak berjuang semasa sekolahnya. Beliau berkuliah di jurusan ekonomi Universitas Indonesia. Tadinya, dia mencoba untuk masuk jurusan kedokteran gigi dan teknik namun tidak berhasil alasannya problem biaya.
Lalu ternyata, jurusan yang diambil Bapak Jahja ketika itu mengantarkannya pada posisinya di BCA sekarang. BCA telah berkembang pesat sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Semua itu butuh proses, guys. Butuh usaha. Pengalaman hidup Bapak Jahja menempel besar lengan berkuasa di otak saya dan meningatkan saya akan sesuatu yang disebut 'the beauty of process'. Hasil yang akan kita dapakan nantinya itu tergantung seberapa besar perjuangan kita selama menjalaninya.
Lalu Bapak Jahja juga menyinggung problem organisasi dan kenapa kita harus jadi mahasiswa yang aktif selama di kampus. Pengalaman berorganisasi akan menciptakan kita berguru banyak hal terutama dalam korelasi dengan orang-orang di sekitar kita. Berada dalam organisasi menciptakan kita lebih praktis dikenal dan dipercaya masyarakat. Penting banget menjaga korelasi baik dengan orang-orang disekitar kita alasannya nantinya akan sangat berkhasiat dalam dunia kerja. Jika kita dikenal dengan reputasi yang baik dan dipercaya, kemanapun kita pergi, kita akan praktis untuk memasuki sebuah kawasan yang baru.
Selesai kuliah umum, banyak banget yang nanya. Aku menyatat semua pertanyaan tapi yang paling saya sukai adalah pertanyaan mengenai konsumerisme. Indonesia merukana negara yang menjadi target empuk bagi pasar dunia. Kembali lagi ke statementku di awal, kalo konsumerisme memang sudah membudaya di Indonesia. Dan saya mengakuinya.
Aku rasa kita harus mulai mempertimbangkan lagi status kita yang lebih banyak sebagai konsumen ketimbang produsen. Masyarakat harus bergerak dan berpikir kreatif biar Indonesia bisa bersaing dengan dunia. Apalagi kita akan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dimana kondisi pasar akan 'lebih' dari ketika ini.
Dari kuliah umum ini, saya berguru banyak banget banget banget. Pandanganku jadi lebih terbuka dan saya jadi lebih peduli pada kelangsungan ekonomi Indonesia
Banyak loh yang bisa kita lakukan untuk menciptakan perekonomian Indonesia lebih maju. Dengan membeli produk-produk lokal, itu saja sudah banyak membantu. Terutama dari sudut teman-teman penyuka makeup, kini makeup lokal yang berkualitas sudah ibarat virus.
Thanks to BCA or inviting me to this awesume lecture. Semoga BCA bisa terus mendukung anak bangsa dengan kegiatan ibarat ini. I had a very great time
Warm Hugs,
Adhelia Fa
Atau ketika kau merasa keren dan pede pas pake tas Jansport?
Aku nggak bisa nyangkal kalo masyarakat Indonesia memang sudah memilki budaya konsumerisme yang sangat kental.
Menurutku pribadi, kebiasaan ini memang wajar. Aku mewajarkan. Karena sedikit banyak, saya juga terseret. Aku paham betul harapan orang-orang buat selalu tampil kekinian dan nggak terlihat berbeda alasannya ketinggalan.
Karena saya seorang beuty blogger, saya merasa jikalau saya banyak menghabisakn uang di makeup dan skincare. Kadang memang tuntutan, kadang juga alasannya lapar mata aja alias saya sudah terjerat dalam dosa-dosa konsumerisme.
Akhir-akhir ini saya sadar jikalau hal ini nggak baik. Akhirnya saya mencoba untuk menahan nafsu belanjaku, dan jadinya berhasil. Aku jadi nggak praktis terpengaruhi sana-sini. Uang yang saya punya bisa saya alokasikan ke kawasan yang lebih membutuhkan misalnya... makanan. wkwkwkw.
Kebetulan banget, kemarin saya mnegikuti kuliah umum dari Presiden Direktur BCA di Institut Teknologi Bandung. Kuliah ini merupakan bukti konkret kepedulian BCA terhadap Indonesia terutama mahasiswa Indonesia. Kuliah ini diberikan kepada 400 mahasiswa ITB dengan tema "Tren Perbankan ke depan dan Kesiapan SDM Indonesia"
Kuliah Umum yang dibuka oleh Rektor ITB Kadarsah Suryadi ini menghadirkan Presiden Direktur BCA Bapak Jahja Setiaatmadja sebagai pembicara. Turut hadir dalam program ini, General Manager Corporate Social Responsibility BCA Inge Setiawati dan Kepala Kantor Wilayar I BCA Allan Sriwulandari. Paa kesempatan tersebut, BCA juga menyerahkan secara simbolis kontribusi beasiswa Bakti BCA tahun pedoman 2016-2017 kepada mahasiswa ITB Senilai Rp300juta.
Sayangnya, saya telat tiba ke acaranya._.
Saat saya datang, kuliah umum sudah dimulai. Makara saya hanya nyimak dari bab tengah hingga akhir. Aku akan sampaikan beberapa yang saya tangkap dari kuliah umum tersebut. Beberapa foto saya comot dari blog Rinda. Arigatou Gozaimashu Rinda
Acara dibuka dengan pembacaan nota kesepahaman bersama, dilanjutkan dengan sambutan Rektor ITB Bapak Kadarsah Suryadi. Setelah sambutan, program dilanjut dengan kuliah umum dari Bapak Jahja Setiaatmadja selaku Presiden Direktur BCA.
credit: www.skilled-daydreamer.com |
Lalu ternyata, jurusan yang diambil Bapak Jahja ketika itu mengantarkannya pada posisinya di BCA sekarang. BCA telah berkembang pesat sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Semua itu butuh proses, guys. Butuh usaha. Pengalaman hidup Bapak Jahja menempel besar lengan berkuasa di otak saya dan meningatkan saya akan sesuatu yang disebut 'the beauty of process'. Hasil yang akan kita dapakan nantinya itu tergantung seberapa besar perjuangan kita selama menjalaninya.
Lalu Bapak Jahja juga menyinggung problem organisasi dan kenapa kita harus jadi mahasiswa yang aktif selama di kampus. Pengalaman berorganisasi akan menciptakan kita berguru banyak hal terutama dalam korelasi dengan orang-orang di sekitar kita. Berada dalam organisasi menciptakan kita lebih praktis dikenal dan dipercaya masyarakat. Penting banget menjaga korelasi baik dengan orang-orang disekitar kita alasannya nantinya akan sangat berkhasiat dalam dunia kerja. Jika kita dikenal dengan reputasi yang baik dan dipercaya, kemanapun kita pergi, kita akan praktis untuk memasuki sebuah kawasan yang baru.
Selesai kuliah umum, banyak banget yang nanya. Aku menyatat semua pertanyaan tapi yang paling saya sukai adalah pertanyaan mengenai konsumerisme. Indonesia merukana negara yang menjadi target empuk bagi pasar dunia. Kembali lagi ke statementku di awal, kalo konsumerisme memang sudah membudaya di Indonesia. Dan saya mengakuinya.
cr: www.skilled-daydreamer.com |
Aku rasa kita harus mulai mempertimbangkan lagi status kita yang lebih banyak sebagai konsumen ketimbang produsen. Masyarakat harus bergerak dan berpikir kreatif biar Indonesia bisa bersaing dengan dunia. Apalagi kita akan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dimana kondisi pasar akan 'lebih' dari ketika ini.
Dari kuliah umum ini, saya berguru banyak banget banget banget. Pandanganku jadi lebih terbuka dan saya jadi lebih peduli pada kelangsungan ekonomi Indonesia
Banyak loh yang bisa kita lakukan untuk menciptakan perekonomian Indonesia lebih maju. Dengan membeli produk-produk lokal, itu saja sudah banyak membantu. Terutama dari sudut teman-teman penyuka makeup, kini makeup lokal yang berkualitas sudah ibarat virus.
With Bandung Beauty Blogger |
Thanks to BCA or inviting me to this awesume lecture. Semoga BCA bisa terus mendukung anak bangsa dengan kegiatan ibarat ini. I had a very great time
Warm Hugs,
Adhelia Fa
Komentar
Posting Komentar