Rasa-rasanya gres kemarin share Heart to Heart, kok udah share Heart to Heart lagi? Yah, abis mau gimana lagi. HtH kemarin geje banget-_- Udah mana nggak terang lagi ngomongin apa haha.
Aku lagi ingin bahas perihal pelecehan seksual bikos lagi ngetren. Tiap buka Facebook, feednya rata-rata perihal Sexual Assault/Harassment. Mainstream banget yah cewek jaman kini dilecehkan secara seksual. Kemarin lagi ngetren cewek nyium ketek cowok...
Terus sekarang, cewek dilecehkan...
Kejadian pertama, tahun 2014, itu dikala dimana saya dan Elva lagi main di rumah temen saya namanya Ferany di tempat Kopo, Bandung. Daerah itu emang bukan tempat yang elit. Banyak bawah umur yang gayanya cukup berbeda dengan teteh-teteh hits PVJ. Ya taulah sendiri. Daerah situ deket pasar, terminal, perkampungan, dll.
Meskipun cewek itu korban, kita tetap sanggup melawan. Membela diri sendiri. Please stay aware and don't ignore this kind of incident.
Aku lagi ingin bahas perihal pelecehan seksual bikos lagi ngetren. Tiap buka Facebook, feednya rata-rata perihal Sexual Assault/Harassment. Mainstream banget yah cewek jaman kini dilecehkan secara seksual. Kemarin lagi ngetren cewek nyium ketek cowok...
Terus sekarang, cewek dilecehkan...
source |
And yes, I’m a victim of sexual harassment. Aku kena pelecehan seksual itu 3 kali. Sekali terjadi pada tahun 2014 dan 2 lainnya tahun 2015. Dan kalian akan banyak menemukan argumen hardcore saya dalam pos ini. Yes! I'm quite a feminist.
I want to share my story about how I was being harassed by some a***ole strangers. Aku bukan cewek yang suka berpakaian terbuka. Kalo kau kenal saya secara personal, I’m far from that. Pakaian saya ke kampus nggak pernah aneh-aneh. Baju panjang, celana panjang/rok panjang. Kalau pakai rok pendek pun, masih dalam ukuran yang masuk akal (selutut). Beneran deh kalo dibandingin sama teteh-teteh hits PVJ mah, saya terlihat menyerupai anak mushola.
Dan saya juga bukan orang yang punya kelainan seksual. I mean, sebagian cewek suka dengan sengaja menerangkan sisi seksualnya di depan umum (eksibisionis). Aku nggak pernah kayak gitu. Aku ini anak polos sumpah deh:(
source |
Waktu itu kita lagi jalan di pinggir jalan raya. Kita waktu itu lagi dalam perjalanan mencari tukang Pop Ice dan Mie Baso. Aku dan Elva pakai baju SMA, dan Ferany pakai baju bebas. Aku jalan dengan sangat santai, berpikir bahwa saya tidak akan mengalami hal-hal abnormal dikala itu. Segerombolan bocah tiba dari arah berlawanan. Aku tebak sih mereka masih SD kelas 2 atau 3 soalnya masih kecil banget. Saat bocah-bocah tersebut melewati kami, saya rasakan ada satu tangan yang dengan sengaja menyentuh ‘bagian’ bawahku. Aku nengok ke belakang dan saya liat ada satu bocah yang tertawa cengengesan ke arahku.
Aku speechless.
Seketika kayak ada yang lari dari dada ke ubun-ubunku. Aku pelototin bocah itu dan saya teriak ‘AN**NG LO! BOCAH S*TAN!!’.(yes I said that in real life) Dan saya sangat menyesalinya. Aku menyesal cuma bilang begitu. Aku seharusnya nabok anak itu dan melemparnya ke angkasa. Aku sangat emosi.
Elva dan Ferany bertanya 'Kenapa? Kenapa?’ dan saya nyeritain insiden tadi. Ferany bilang kalo bocah-bocah di tempat situ emang kayak begitu. What the hell did I just hear._.
source |
Kejadian kedua. Aku merasa insiden ini ialah yang paling parah dari ketiga pelecehan seksual yang saya alami. Kejadiannya itu siang bolong. Aku gres pulang dari warung. Aku pake celana gombrong, baju gombrong, dan jaket yang juga gombrong. Pokoknya setelan anak-yang-menikmati-liburan-dengan-tidur banget lah.
Aku sudah berada di jalan menuju rumahku. Pagernya aja udah keliatan. Aku liat ada bapak-bapak naik motor dari arah berlawanan. Aku nggak peduli sama si bapak itu dan saya juga nggak punya pikiran macem-macem. Aku terus jalan. Jarak saya dan rumah saya tinggal 4 rumah lagi. Begitu juga jarak antara si bapak mtor dengan aku. Tiba-tiba... si bapak mendekat... mendekat... dan... saya dilecehkan secara seksual. ‘Bagian’ atas saya yang kena.
AKU SUPER SPEECHLESS.
Aku dilecehkan secara seksual dikala jarak saya dan rumah saya tinggal beberapa langkah lagi. WTF.
Waktu itu, saya nggak bereaksi apa-apa. Kamu tau nggak rasanya kalo kau mengalami insiden yang bikin shock, kemudian kau mendadak paralyzed. Aku berdiri mematung di jalan sendirian. Nggak ada siapa-siapa lagi di jalan itu kecuali aku. Dan aku... nangis.
Ketiga kalinya, saya lagi jalan di jalan utama komplek aku. Banyak kendaraan dan orang-orang kemudian lalang. Kalo nggak salah, itu hari Minggu. Aku mau beli sarapan waktu itu. Yap, jadi itu masih pagi. Sekitar jam 8. Aku jalan dengan setelan yang masih ala anak gres berdiri tidur. Masih pake piyama + jaket. Aku jalan sambil main HP dan tiba-tiba, ada yang melaksanakan tindakan tidak senonoh padaku dari belakang. Kejadiannya bener-bener sekelebat dan saya liat si pelaku kabur melewatiku. Dia naik motor. Aku perkirakan orangnya udah agak bau tanah soalnya sempet nengok ke belakang.
Aku sanggup saja teriak dikala itu. But I didn’t want to create such a fuss. Kalo saya teriak pun, si pelaku sialan itu udah kabur. Terus yang ada paling orang-orang Cuma ngerumunin saya dan nanya ‘Ada apa?’. Kalo saya ceritain pun, mereka niscaya bakal bilang ‘lapor aja’ atau ‘hati-hati, neng!’ because people don’t really care. Saat ada kecelakaan juga, jumlah orang yang nonton bisa 5 kalinya jumlah orang yang bener-bener care dan menolong.
Jadi saya melanjutkan perajalanan kembali untuk beli sarapan.
Ketiga insiden yang saya alami diatas, sanggup bikin saya narik kesimpulan kalo CEWEK ITU STATUSNYA KORBAN.
Karena banyak banget argumen perihal sexual harassment diluar sana. Nggak sedikit yang bilang kalo pelecehan seksual itu kerena cewek yang tidak sanggup menjaga auratnya dan berpakaian tidak senonoh. But the ugly truth is, justru rata rata cewek yang kena pelecehan seksual itu ialah cewek yang berpenampilan sopan dan wajar.
source |
Aku merupakan salah satu dari sekian banyak cewek yang mengalaminya. Aku ulangi, sekian banyak. Bahkan dikala saya menceritakan kisah saya ke temen kampusku, beliau pun pernah mengalami hal serupa. Imagine how many of us, women, have been abused sexually. Dan kebanyakan cewek memendam ini sendiri. Nggak menceritakannya ke banyak orang. That’s why sexual abuser makin merajalela. Because they think we will keep quiet.
Cewek itu identik sama gender yang lemah. Apalagi kalo cewek yang berpenampilan sopan dan alim, saya asumsikan kalo perjaka mikirnya si cewek itu nggak akan sanggup ngelawan. Makanya banyak cewek-cewek yang kayak begitu jadi target empuk.
Kebanyakan pelaku pelecehan seksual ialah orang yang usianya matang. Asumsi saya lagi, mungkin mereka punya hasrat seksual yang tidak sanggup disalurkan secara normal sebab aneka macam alasan. But how with the elementary school who harassed me before? Sumpah mereka masih kecil banget. Why did he harass? Itu perlu dipertanyakan. Ada apa dengan psikologis bangsa ini? Adek gue seumuran tuh bocah dan yang beliau lakukan Cuma main sepeda dan layangan.
Wise girl. Very wise. source |
Diluar pelecehan secara fisik, niscaya kalian juga pernah dilecehkan secara verbal. Misal lagi jalan, terus di suit-suit sama orang nggak jelas. Digodain orang asing. Itu pelecehan seksual juga namanya. Personally, I really hate that. I go to campus by bus dan niscaya harus ke terminal dulu. Hal-hal memalukan kayak gitu terjadi pada saya setiap pagi dan sore di terminal. I’m really fed up. Pengen rasanya saya nyamperin orang-orang itu dan ngejotosin mereka satu-satu. Mereka nggak tau aja kalo saya ini andal berantem. Serius.
Serius saya sanggup aja ngajakin mereka berantem. But you know, I just don’t know what will happen if I propose to have a fight with them. Palingan saya disangka cewek sinting sama orang-orang. Paling orang-orang Cuma bilang ‘digituin aja marah.’
‘digituin aja marah’ katanya HAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHA.
Well, saya nggak tau harus kasih pendapat yang kayak gimana lagi. Whereever we go, sexual abuser will always be there. Apa yang harus diubah dan diperbaiki dari fenomena ini, saya juga nggak tau. Solusi yang kayak gimana lagi, rasanya nggak ngefek. Aku Cuma mau pesan ke pembaca semua yang merasa dirinya perempuan dan punya harga diri, tolong jaga diri baik-baik. If something like this happen to you, don’t be afraid to be loud. Teriak atau lebih manis lagi, kalo ada watu dijalan, ambil dan lempar ke orangnya. Berdoa supaya kena kepalanya. It is called self defense. We have to stand for ourselves. Eye for an eye, tooth for a tooth. #EMOSITINGKATDEWA
Yah, mungkin sebagian dari pembaca blog saya pernah mengalami hal serupa? Lets share dan jangan lupa saling megingatkan sebagai sesama perempuan yang berpengaruh dan bermartabat, WE ARE NOT A SEXUAL OBJECT. Mari kita tunjukkan menyerupai apa kekuatan wanita!
Meskipun cewek itu korban, kita tetap sanggup melawan. Membela diri sendiri. Please stay aware and don't ignore this kind of incident.
Dan kalo sanggup sih, men who rape, dibunuh aja. Bunuh! Bunuh! Bunuh!
source |
Warm Hugs,
Adhelia Fa
Komentar
Posting Komentar